Search results
21 lip 2021 · Properti Tari Merak terbilang cukup banyak, mulai dari kostum hingga aksesorisnya. Dikutip dari jurnal Bentuk Visual Kostum Tari Merak Jawa Barat Karya Irawati Durban Ardjo oleh Venny Agustin Hidayat, setidaknya ada 11 properti Tari Merak yang dikenakan para penarinya. 1. Siger (Mahkota)
20 godz. temu · Hampir sama dengan tari klasik Sunda lainnya, properti yang digunakan pada tari merak meliputi sayap, sinjang, selendang, kemben, dan lain sebagainya. Lebih lengkapnya, berikut adalah daftar properti tari merak. 1. Mahkota. Pada bagian kepala, properti yang digunakan dalam tari merak adalah mahkota atau disebut siger.
16 paź 2022 · Tak hanya selendang, properti Tari Merak pun sangat beragam. Berikut ini adalah properti Tari Merah dari kepala sampai kaki. 1. Siger atau Mahkota. Dipakai di kepala yang berbentuk seperti kepala burung merak. Ada bagian jambul yang memanjang seperti paruh burung merak.
11 lis 2021 · Tari Merak berasal dari kota Bandung, Jawa Barat yang diciptakan oleh Rd. Tjetje Somantri pada tahun 1955. Kemudian tarian ini dikemas ulang oleh Irawati Durban Ardjo tahun 1965. Tarian ini diperkenalkan pertama kali di acara Konferensi Asia Afrika dalam acara resepsi di Bandung tahun 1955.
24 sie 2022 · KOMPAS.com - Tari Merak adalah tari kreasi baru yang berasal dari Jawa Barat. Tari merak diciptakan oleh seniman dan koreografer tari asal Jawa Barat bernama Raden Tjetje Soemantri pada tahun 1950-an . Baca juga: Tari Merak, Terinspirasi dari Keindahan Burung Merak.
4 sty 2024 · Berikut ini adalah elemen-elemen yang membentuk properti tari Merak dengan segala keunikan dan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya: 1. Siger/Mahkota. Siger, atau mahkota yang megah, adalah salah satu elemen utama yang dipakai penari Merak di bagian atas kepalanya.
24 sty 2022 · Raden Tjetje Soemantri mengambil gerakan tari merak dari burung merak yang kemudian dijadikan sebuah tarian. Dirangkum dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung , awalnya tari merak diciptakan untuk menghibur para delegasi Konferensi Asia Afrika dalam acara resepsi di Bandung tahun 1955.