Search results
gambaran tingkat kejadian anemia pada remaja putri di Desa Mattoangin berdasarkan (1) status gizi (2) riwayat infeksi cacing (3) lama menstruasi (4) kebiasaan makan. Penelitian ini dilakukan terhadap 99 remaja putri di Desa Mattoangin, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
penelitian di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan masih tingginya prevalensi anemia pada remaja putri. Berdasarkan hasil penjaringan status Hb yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Bogor Timur pada remaja putri kelas I di wilayah kerja Puskesmas Bogor Timur diketahui bahwa kejadian anemia di tingkat SMP/MTs sebesar 47,87 %.
Pencegahan anemia pada remaja putri yang kurang baik dapat memicu terjadinya anemia defisiensi besi yang dapat menurunkan konsentrasi belajar, serta memengaruhi produktivitas di kalangan remaja.
Kasus anemia sangat menonjol pada anak–anak sekolah terutama remaja putri. Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah hemoglobin berada dibawah batas normal. anemia pada remaja putri di wilayah kerja puskesmas Basuki Rahmat Yaitu sebesar 55,1%.
Indonesia, anemia mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2013, pada tahun 2007 prevalensi anemia 19,7% dan pada tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri usia 13 – 18 tahun sebesar 22,7% (RISKESDAS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Selatan dan terbatasnya penelitian mengenai anemia pada remaja di Tangerang Selatan. Variabel dalam penelitian ini adalah obesitas, asupan pangan zat besi, menstruasi, dan riwayat penyakit infeksi.
anemia pada remaja putri di Provinsi Bengkulu belum terdata dengan jelas. Penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (2013) di Kota Bengkulu dengan sampel 1200, remaja putri yang mengalami anemia sebesar 43%.