Search results
6 cze 2020 · Kayu putih merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada berbagai kondisi tapak dan lingkungan. Tanaman ini mampu beradaptasi pada tanah dengan drainase jelek, tahan terhadap kebakaran, dan toleran terhadap tanah dengan kadar garam rendah hingga tinggi, dikarenakan kemudahannya tumbuh tersebut pohon ini dapat dikatakan sebagai pohon ...
Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya di suling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya.
Kayu putih atau tanaman yang bernama latin Melaleuca leucadendra adalah pohon dari Family Myrtaceae yang dapat tumbuh setinggi 20 meter. Batang silindris lurus bisa berdiameter 100 - 150cm. Tanaman ini merupakan sumber minyak atsiri yang dikenal sebagai minyak kayu putih.
13 sie 2022 · Morfologi tanaman kayu putih adalah tanaman yang dapat bertumbuh pada tanah tandus dan tahan panas serta bisa bertunas kembali apabila sudah terjadi kebakaran. Umumnya tanaman kayu putih ini dapat bertumbuh pada dataran yang rendah dengan ketinggian berkisaran 400 meter diatas permukaan laut.
20 mar 2020 · Pengaturan pola tanam tanaman kayu putih merupakan salah satu kegiatan yang dapat diterapkan dalam teknik silvikultur untuk meningkatan daya dukung lahan (Sadono, et al. 2020), pemaduan...
Pohon kayu putih adalah tanaman dari wilayah tropis yang mempunyai umur panjang dengan pertumbuhan cukup cepat. Pohon ini juga dapat beradaptasi di area genangan air dengan tanah berdrainase baik. Di Indonesia sendiri, tanaman ini tumbuh alami dengan jumlah sangat banyak bahkan sampai ratusan hektar luasnya di kawasan Pulau Seram dan Pulau Buru.
Kayu putih merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri yang dihasilkan dari daunnya, yakni mengandung sekitar 0,97% minyak atsiri (Jamal et al. 1997). Selain itu daun Asteromyrtus symphyocarpa juga diketahui mengandung cineol berkadar tinggi yang sesuai standar nasional, yaitu 60% (WWF. 2010).