Search results
Istilah perkeretaapian dan transportasi rel banyak diadaptasi dari istilah-istilah teknik sipil, otomotif, dan rekayasa transportasi darat.
Pengangkutan rel, perhubungan rel, atau transportasi rel (sering disebut juga perkeretaapian) adalah pemindahan penumpang dan barang di atas kendaraan beroda yang berjalan di atas rel. Berbeda dengan transportasi jalan , yakni kendaraan berjalan di atas permukaan datar, sarana perkeretaapian selalu diarahkan oleh rel tempatnya berjalan.
Adapun komponen dan fungsi penyusun jalan rel kereta api adalah sebagai berikut. Batang rel terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus dibuat agar dapat menahan beban berat (axle load) dari rangkaian KA yang berjalan di atasnya.
A. Struktur Jalan Rel Susunan jalan rel harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di Perkeretaapian Indonesia. Dalam perencanaan jalan kereta api ini, akan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 60 Tahun 2012. Struktur jalan rel terdiri atas struktur bangunan atas dan struktur bangunan bawah. 1. Struktur Bangunan Atas
Rel terdapat pada jalan rel yang mempunyai fungsi sebagai pijakan berputarnya roda kereta api dan untuk meneruskan beban kereta api dari roda kepada struktur bantalan dibawahnya.
sangat penting yang mana memiliki peranan yang signifikan berkait pada sifat teknis dan perawatan jalan rel. Tanah dasar jalan raya mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Mendukung beban yang diteruskan oleh balas kepada tanah dasar b. Meneruskan beban ke lapisan di bawahnya, yaitu badan jalan rel
struktur jalan rel merupakan rangkaian superstruktur dan substruktur menjadi suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk menerima dan mendukung pergerakan kereta api secara aman (Rosyidi, 2015). Adapun komponen struktur jalan rel dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1.