Search results
20 lis 2021 · Investasi yang dilakukan dapat menyelamatkan 3.7 juta nyawa anak di dunia, mengurangi 65 juta anak stunting, dan 265 juta wanita anemia (dibandingkan dengan baseline data dunia tahun 2015).
Bertumbuh dengan Sehat di Dunia yang Terus Berubah. Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, laporan utama UNICEF Status Anak Dunia menyoroti isu anak, pangan, dan gizi serta menghadirkan sudut pandang baru mengenai tantangan yang terus berubah dengan cepat.
Pendahuluan. Setiap tahun diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi pada anak balita di seluruh dunia.1 Angka mortalitas diare di dunia mencapai 11% dengan kelompok paling berisiko adalah balita.
Pada tahun 2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000, yaitu 32,6%. Prevalensi rata-rata anak stunting di dunia sejak 1985 hingga 2018 adalah 21,9% (Global Nutrition Report, 2018; WHO, 2019).
Stunting pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, panjang badan pada saat lahir, kecukupan makronutrien (protein, karbohidrat) dan mikronutrien yaitu (kalsium, vitamin A, zat besi dan zinc). Faktor utama penyebabnya ialah tingkat kecukupan protein (Siringoringo et al., 2020).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 memprioritaskan investasi untuk pembangunan manusia, termasuk penyediaan pelayanan kesehatan, pencatatan kelahiran, perlindungan sosial, pendidikan (termasuk pengembangan anak usia dini pada tingkat desa), dan perlindungan anak.
Report melaporkan pada tahun 2018 setiap negara di dunia sedang menghadapi masalah tentang gizi. Sebanyak 22,2% balita di dunia dengan usia 0–59 bulan stunting (stunted), 7,5% anak kurus (wasted) dan 5,6% gemuk (overweight)2. Status gizi balita di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2018 gizi buruk dan gizi