Search results
4 dni temu · Sebagaimana tema perenungan “Aku harus berada dalam rumah Bapa” menunjuk tentang keilahian-Nya, bahwa Dia benar-benar Allah yang datang ke dunia untuk menjumpai manusia yang berdosa dan menyelamatkan kita. Yesus adalah benar-benar Allah, Dialah yang Mahakuasa, Dialah yang layak menerima segala pujian. Artinya bahwa di dunia ini, tidak ada ...
Dua macam dasar. Perumpamaan ini menceritakan tentang dua orang, yang seorang bijaksana dan yang lain seorang yang bodoh. Orang yang bijaksana digambarkan mendirikan rumahnya di atas batu, sedangkan orang yang bodoh mendirikannya di atas pasir (Matius) atau tanah tanpa dasar (Lukas).
Lalu siapakah yang dimaksud dengan “orang tak beralas kaki berlomba meninggikan bangunan?” Ada empat kata yang dipakai dalam hadits tersebut tentang siapa yang berlomba-lomba meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu dalam Al Wafi menjelaskan sebagai berikut:
23 paź 2019 · Salah satu budak yang bekerja di rumah Filemon adalah Onesimus. Adapun nama Onesimus memiliki arti: berguna atau berfaedah. Namun hubungan antara Filemon dengan Onesimus sempat kurang baik karena Onesimus pergi melarikan diri dari Kolose dan membawa harta milik tuannya itu.
Sebelum masuk rumah, orang biasanya melepas sandal. Salah satu cara penting untuk menyambut tamu adalah mencuci kaki mereka. Ini biasanya dilakukan oleh tuan rumah atau pelayan. Paling tidak, ada air yang disediakan untuk cuci kaki. —Kej 18:4; 24:32; 1Sam 25:41; Luk 7:37, 38.
Kitab suci Yesus yang membasuh kaki menantang norma-norma tradisional tentang kekuasaan dan otoritas. Pada zaman Yesus, tindakan membasuh kaki hanya diperuntukkan bagi hamba atau budak yang paling rendah. Dengan mengambil sendiri tugas ini, Yesus menunjukkan bahwa kehebatan sejati terletak pada melayani orang lain, bukan dilayani.
1. Doulos. Kata doulos memiliki bentuk dasar doulos yang artinya budak atau hamba. Beberapa turunan dari doulos adalah sundoulos (sesama budak), doulē (budak perempuan), douleuō (menjadi budak), douleia (perbudakan), douloō (memperbudak), katadouloō (memperbudak), doulagōgeō (memperbudak), ophthalmodoulia (mata-layanan).