Search results
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berusaha mengkaji konsep healing therapeutic pada fasilitas pendidikan anak-anak luar biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan observasi lapangan.
Sarana ini menyediakan terapi dan pendidikan bagi penyandang autis agar mereka dapat bersosialisasi, mandiri, konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu, melakukan kontak mata dengan lawan bicara, tidur dengan teratur, mengejar ketinggalan dari anak-anak lain, dan mengurangi hiperaktif.
Therapeutic architecture sebagai konsep arsitektur yang berfokus pada penghuni, didasarkan atas fakta, bertujuan untuk menunjang dan mengidentifikasi interaksi fisik dan psikologis penghuni bangunan (Chrysikou, 2014).
Sehingga, anak-anak dan remaja membutuhkan terapi untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Fasilitas Rehabilitasi Mental Anak dan Remaja di Yogyakarta dirancang menggunakan pendekatan studi perilaku berdasarkan tingkat keparahan anak. Fasilitas ini bertujuan untuk memfasilitasi terapi rawat jalan dengan tiga jenis
Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan konsep healing therapeutic architecture pada fasilitas pendidikan akan-anak luar biasa. Pendalaman terkait aspek-aspek bangunan yang mengakomodasi konsep healing therapeutic pada fasilitas pendidikan anak-anak luar biasa.
Untuk mengatasi kekurangan anak down syndrome dan memaksimalkan terapi digunakan konsep ‘rumah terapi’. Konsep ini diterapkan dalam zoning, sistem sirkulasi, tatanan dan bentukan massa, serta façade dan material. Pendalaman karakter ruang digunakan untuk memaksimalkan proses terapi.
Melakukan konsultasi pada dokter psikolog, lalu mengikutsertakan anak mengikuti terapi dan sekolah pengembangan bakat, melatih anak dalam keadaan yang lebih baik lagi dalam aktifitas sehari-hari. Membimbingi dan mengawasi anak down syndrome dalam tumbuh kembang dengan terapi, yang telah di tentukan oleh dokter psikolog .