Search results
Anwar first read "Aku" at the Jakarta Cultural Centre in July 1943. [1] It was then printed in Pemandangan under the title "Semangat" ("Spirit"); according to Indonesian literary documentarian HB Jassin, this was to avoid censorship and to better promote the nascent independence movement. [2] " Aku" has gone on to become Anwar's most celebrated poem.
13 lut 2021 · Aku lyrics. Kalau sampai waktuku. 'Ku mau tak seorang 'kan merayu. Tidak juga kau. Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku. Aku tetap meradang menerjang. Luka dan bisa kubawa berlari. Berlari. Hingga hilang pedih peri. Dan aku akan lebih tidak perduli.
Aku adalah sebuah puisi berbahasa Indonesia tahun 1943 karya Chairil Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan '45. Puisi ini menggambarkan alam individualistis dan vitalitasnya sebagai seorang penyair.
20 paź 2022 · Tahukah kamu bagaimana sajak Aku secara lengkap? Puisi Aku Chairil Anwar. Mengutip Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (1969) karya Ajip Rosidi, berikut ini sajak lengkap puisi Aku ciptaan Chairil Anwar: Aku. Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang
27 gru 2016 · ‘Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau. Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang. Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri. Dan aku akan lebih tidak perduli. Aku mau hidup seribu tahun lagi
Aku Lyrics. Kalau sampai waktuku. ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu. Tidak juga kau. Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku. Aku...
Puisi "Aku" karya Chairil Anwar adalah karya sastra yang mencerminkan pemikiran individu yang berani mengekspresikan pandangan hidup dan emosinya. Puisi ini menggambarkan pemberontakan terhadap norma konvensional, tantangan dalam hidup, serta dualitas yang ada dalam eksistensi manusia.