Yahoo Poland Wyszukiwanie w Internecie

Search results

  1. 15 sty 2024 · Artikel ini akan membahas apa saja bahaya meludah sembarangan di tempat umum. Simak sampai selesai. Ludah dan Kesehatan Mulut. Mulut kita memiliki cairan yang disebut saliva atau ludah, yang merupakan salah satu cairan penting untuk tubuh.

  2. 4 maj 2020 · Dengan meludah di sembarang tempat, seperti stasiun, terminal, jalan raya, tentu akan meningkatkan risiko orang lain tertular. Tak hanya corona sebenarnya, masih banyak penyakit lain yang berpotensi tersebar dengan mudah melalui perantara air liur. Sebut saja influenza, hepatitis, meningitis, sitomegalovirus, Epstein-Barr.

  3. 5 dni temu · Salah satu transportasi yang bisa digunakan untuk pergi ke Matos adalah angkutan umum atau biasa disebut juga dengan mikrolet. Berdasarkan situs resmi dishub.malangkota.go.id, ada beberapa mikrolet arah Matos yang bisa dipilih, seperti kode AL (Arjosari-Landungsari), ASD (Dieng-Arjosari), GL/HL (Terminal Hamid Rusdi-Gadang-Terminal Landungsari), dan LDG (Gadang-Dinoyo-Landungsari).

  4. 10 lut 2022 · Panjangnya usia tradisi menyirih atau nyirih masyarakat nusantara setidaknya terlihat dalam salah satu relief di Candi Borobudur (abad ke-8) dan Candi Sojiwan (abad ke-9). Relief itu memperlihatkan tempat sirih dan tempat meludah (dubang) serta pahatan orang yang mengunyah disampingnya. Para arkeolog menafsirkan sebagai tengah mengunyah sirih.

  5. Maksud dari menimbun ludah pada hadis di atas adalah apabila lantai masjid itu dari tanah, pasir, atau semisalnya. Adapun jika lantai masjid itu berupa semen atau kapur, maka ia meludah di kainnya, tangannya, tisu atau yang lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

  6. 31 gru 2023 · Meludah sembarangan atau sering disebut sebagai "ngupil" adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian masyarakat kita. Tindakan ini meskipun terlihat sepele, namun memiliki dampak yang sangat buruk bagi lingkungan sekitar dan juga kesehatan manusia.

  7. 3 maj 2019 · Panjangnya usia tradisi nyirih masyarakat Nusantara setidaknya tergambar dalam salah satu relief di Candi Borobudur (abad ke-8) dan Candi Sojiwan (abad ke-9). Relief itu memperlihatkan tempat sirih dan tempat meludah (dubang) serta pahatan orang mengunyah di sampingnya, yang lantas ditafsirkan oleh para arkeolog sebagai tengah mengunyah sirih.

  1. Ludzie szukają również