Search results
1.1 Latar Belakang Zakat merupakan bagian dari harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (Hawwa, 2004). Zakat memiliki peran yang besar sebagai instrument pendistribusian harta sehingga tidak terkosentrasi pada golongan tertentu dan dapat berdampak baik bagi
muslim dalam membayar zakat pun terjadi di wilayah lain di Malaysia seperti di Selangor dan Terengganu. Berdasarkan data yang diperoleh, bahwasanya pada tahun 2015, ada sekitar 60.000 pedagang muslim, namun hanya 2.454 pedagang yang membayar zakat kepada lembaga zakat (Mohd.Noor, et al., 2017).
Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2001 Tentang Badan Amil Zakat Nasional yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) pada tingkat Nasional.
Objektif pengkorporatan pengurusan zakat di Selangor adalah seperti berikut: (a) Memantapkan pengurusan institusi zakat. (b) Melicinkan pentadbiran, pungutan dan agihan zakat. (c) Mencapai kecekapan yang optim um dengan kos yang m inimum . (d) Membentuk imej baru institusi zakat yang lebih progresif dan pro-aktif.
A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan pranata agama yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola dengan manajemen yang baik sesuai dengan syari’ah Islam.
mewujudkan kesejahteraan masyarakat akan terwujud. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisa seberapa efisien BAZNAS, Rumah Zakat, Bamuis BNI (Baitul Mal Ummat Islam Bank Negara Indonesia) dan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dalam mengalokasikan
zakat dalam dimensi bentuk kewajiban kepada manusia adalah zakat mal, dimana zakat mal tersebut dikeluarkan oleh muzakki yang memenuhi haul dan nisab zakat, dan diberikan kepada mustahik atau orang yang menerima zakat. 3