Search results
2 dni temu · Alasan Orang Percaya Hantu. Percaya atau tidak, hantu adalah salah satu fenomena paranormal yang paling banyak diyakini di dunia. Berdasarkan survei Ipsos pada tahun 2019, sekitar 46% orang Amerika mengaku percaya pada hantu, dan sekitar 18% menyatakan bahwa mereka pernah melihat atau merasakan kehadiran hantu.
2 dni temu · Cerita horor seputar hantu dan makhluk halus telah mengiringi kehidupan manusia selama ribuan tahun. Misalnya, penampakan tembus pandang yang melayang di lorong, suara aneh tanpa sosok yang tiba-tiba terdengar, atau sosok menjulang di rumah kosong. Namun, belum ada bukti ilmiah tentang keberadaan makhluk-makhluk ini.
6 dni temu · Ini Penjelasan Psikologisnya. "Hanya karena Anda tidak dapat memikirkan penjelasannya, bukan berarti tidak ada," kata French dalam Live Science dikutip Sabtu (26/10/2024). Menurut French, hantu bisa muncul karena berbagai alasan. Penjelasan ini meliputi halusinasi atau persepsi tentang hal-hal yang tidak ada dan ingatan palsu atau ingatan ...
1 dzień temu · 5 Kota Hantu di Dunia Akibat Bencana dan Krisis Lingkungan. Resor Ski Chacaltaya, Bolivia. (Aizar Raldes/AFP) Ada beberapa kota di dunia yang menjadi kota hantu akibat ditinggalkan para penduduk. Berbagai alasan seperti bencana yang disebabkan krisis iklim pun kerap menjadi alasan. Beberapa waktu ke belakang, krisis iklim dikabarkan semakin parah.
15 sie 2024 · Indonesia sendiri memiliki keragaman yang luar biasa. Salah satunya keragaman dalam dunia gaib. Berbagai makhluk tak kasat mata dengan ciri khasnya masing-masing tersebar seantero nusantara. Nah, kali ini kita akan membahas hantu-hantu di Indonesia yang mengambil bentuk anak kecil.
14 mar 2022 · Meski mulai ditinggalkan, cerita jurig atau hantu masih dipakai sejumlah orang di Jawa Barat agar dituruti anak. Mulai dari Sandekala hingga Jurig Jarian. Ada pula Jurig Persib, tapi itu lain...
27 lis 2023 · Dikutip dari laman Live Science, salah satu penyebab umum seseorang merasa pernah melihat hantu adalah karena pareidolia. Ini adalah fenomena psikologis di mana kecenderungan otak manusia untuk menemukan pola (terutama wajah dan bentuk manusia) di antara rangsangan yang ambigu.