Search results
Dalam rangka mencapai target program nasional TBC, maka perlu dilakukan upaya akselerasi dan optimalisasi pencatatan dan pelaporan kasus TBC di fasyankes, salah satu upaya yang dilakukan untuk menemukan under-reporting cases adalah melalui kegiatan Validasi Data di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Saat ini program TBC Nasional dalam pencatatan dan pelaporan kasus TBC menggunakan dua aplikasi pelaporan yaitu aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT) untuk pencatatan dan pelaporan TBC sensitif dan aplikasi e-TB Manager untuk pencatatan dan pelaporan TBC resistan obat.
Saat ini program TB Nasional dalam pencatatan dan pelaporan kasus TB menggunakan dua aplikasi pelaporan yaitu aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT) untuk pencatatan dan pelaporan TB sensitif dan aplikasi E-TB Manager untuk pencatatan dan pelaporan TB resistan obat.
menujukkan mekanisme zero reporting pada Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). Pelaporan zero reporting digunakan untuk membantu membedakan antara fasyankes yang menemukan kasus TBC namun belum melaporkan dan fasyankes yang tidak menemukan kasus TBC dalam satu periode waktu tertentu.
• Menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan TB yang baku ... Laporan Triwulan Hasil Pengobatan Pasien TBC yang Terdaftar 12-15 Bulan yang lalu (TBC.08) 3. Laporan Triwulan Hasil Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Akhir Tahap Awal (TBC.11) ... Sebuah sistem informasi untuk mencatat kasus TB Sensitif Obat dan Resisten Obat mulai dari Terduga sampai
(Sistem Informasi Tuberculosis) yang merupakan aplikasi yang digunakan oleh semua pemangku kepentingan mulai dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan, Kementrian Kesehatan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus TBC [2].
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, tempat praktik mandiri dokter, klinik, balai kesehatan, dan rumah sakit) wajib melakukan pencatatan dan pelaporan semua kasus Tuberkulosis yang ditemukan dan diobati di fasilitas pelayanan kesehatan masing-masing.