Search results
A. Perubahan Berat Badan 1. Pengertian Berat Badan Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.
Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Berat badan dikatakan normal apabila keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi,sebaliknya terdapat dua kemungkinan apabila berat badan dikatakan abnormal yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
berat badan lebih atau overweight sebesar 39%. Data Riskesdas Tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia sebesar 21,8%. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang memiliki nilai prevalensi obesitas di atas nilai rata-rata nasional Indonesia, yaitu sebesar 22,1%. Obesitas dapat dipengaruhi oleh
berat badan yang diterima (J. Levi, 2015). Menurut WHO (2015), disebut sebagai kondisi overweight apabila IMT ≥ 25 kg/m2 dan IMT ≥ 30 kg/m2 disebut sebagai kondisi obesitas. 2. Klasifikasi Dalam pengklasifikasian overweight kita menggunakan acuan IMT (Indeks Massa Tubuh) atau BMI (Body Mass Index). Menurut Kamus
Gen berkontribusi terhadap kenaikan berat badan. Para ilmuwan percaya bahwa gen dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menjadi overweight. Faktor luar, seperti suplai makanan yang melimpah atau aktivitas fisik yang sedikit, juga mungkin menyebabkan seseorang overweight (albuquerque et al, 2015). 5) Kondisi Kesehatan dan Obat-obatan
Berdasarkan kategori IMT pada tabel di atas, menurut WHO untuk kriteria berat badan seseorang di wilayah Asia Pasifik, terdapat tiga kondisi berat badan di atas nomal. Tiga kriteria berat badan di atas normal adalah : 1. Berat badan berlebih (IMT 23,00 – 24,90). Kriteria ini adalah kondisi dimana tubuh memiliki kelebihan IMT sekitar
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2015), berat badan lahir rendah adalah kondisi bayi yang lahir dengan berat < 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Menurut Maryunani (2013), berat badan bayi lahir rendah dikelompokkan
